Partisipasi politik warga negara
A. Pengertian
Partisipasi Politik Warganegara
Partisipasi politik adalah sistem politik. Sistem
politik memiliki pengaruh untuk menuai perbedaan dalam pola partisipasi politik
warganegaranya. Pola partisipasi politik di negara dengan sistem politik
Demokrasi Liberal tentu berbeda dengan di negara dengan sistem Komunis atau
Otoritarian. Bahkan, di negara-negara dengan sistem politik Demokrasi Liberal
juga terdapat perbedaan, seperti yang ditunjukkan Oscar Garcia Luengo, dalam
penelitiannya mengenai E-Activism: New Media and Political Participation in
Europe. Warganegara di negara-negara Eropa Utara (Swedia, Swiss, Denmark)
cenderung lebih tinggi tingkat partisipasi politiknya ketimbang negara-negara
Eropa bagian selatan (Spanyol, Italia, Portugal, dan Yunani).
B. Pengertian PartisipasiPolitikMenurut Para Ahli
a) Samuel P. Huntington dan Joan Nelson
Samuel P. Huntington dan Joan Nelson
dalamkaryapenelitiannya No Easy Choice: Political Participation in Developing
Countries, mengatakanbahwapartisipasi yang bersifat mobilized (dipaksa)
jugatermasukkedalamkajianpartisipasipolitik.
Partisipasisukareladanmobilisasihanyadalamaspekprinsip, bukankenyataantindakan.
Intinyabaiksukarelaataupundipaksa, warganegaratetapmelakukanpartisipasipolitik.
Konseppartisipasipolitikinimenjadisangatpentingdalamaruspemikirandeliberative
democracyataudemokrasimusyawarah.
Pemikirandemokrasimusyawarahmunculantara lain
terdorongolehtingginyatingkatapatismepolitik di Barat yang terlihatdenganrendahnyatingkatpemilih.
Besarnyakelompok yang tidakpuasatautidakmerasaperluterlibatdalam
proses politikperwakilanmenghawatirkanbanyakpemikir Barat yang
laludatangdengankonsepdeliberative democracy. Huntington dan Nelson
(dalamFaturohmandanSobari
2002:186)menyebutkanpartisipasipolitiksebagaikegiatanwarganegarapreman
(privatecitizen) yang bertujuanmempengaruhipengambilankebijakanolehpemerintah.
b) McClosky
McClosky (dalamBudiardjo 1990:1)
mengartikanpartisipasipolitiksebagaikegiatansukareladariwargamasyarakatmelaluimanamerekamengambilbagiandalampemilihanpenguasa,
secaralangsungatautidaklangsungdalam proses pembentukankebijaksanaanumum. dalamInter
national Encyclopedia of The Social Science;
Partisipasipolitikadalahkegiatan-kegiatansukareladariwargamasyarakatmelaluimanamerekamengambilbagiandalam
proses pemilihanpenguasadansecaralangsungterlibatdalam proses
pembentukankebijaksanaanumum.
c) Rush danAlthoff
Menurut Rush danAlthoff
(2000:123)”,…proses
partisipasipolitikmengenaisejauhmanadansampaipadatingkatapaindividuterlibatdalamsistempolitik”.
2.2 Landasan Partisipasi Politik
Landasan partisipasi politik adalah asal-usul individu
atau kelompok yang melakukan kegiatan partisipasi politik. Huntington dan
Nelson membagi landasan partisipasi politik ini menjadi:
1. kelas –
individu-individu dengan status sosial, pendapatan, dan pekerjaan yang serupa.
2. kelompok
atau komunal – individu-individu dengan asal-usul ras, agama, bahasa, atau
etnis yang serupa.
3. lingkungan –
individu-individu yang jarak tempat tinggal (domisilinya) berdekatan.
4. partai –
individu-individu yang mengidentifikasi diri dengan organisasi formal yang sama
yang berusaha untuk meraih atau mempertahankan kontrol atas bidang-bidang
eksekutif dan legislatif pemerintahan, dan
5. golongan
atau faksi – individu-individu yang dipersatukan oleh interaksi yang terus
menerus antara satu sama lain, yang akhirnya membentuk hubungan patron-client,
yang berlaku atas orang-orang dengan tingkat status sosial, pendidikan, dan
ekonomi yang tidak sederajat.
2.3 Manfaat
Partisipasi Politik
Manfaat
partisipasi politik menurut beberapa ahli:
1. Menurut
Robert L
·
Sebagai sarana untuk
mengejar kebutuhan ekonomi
·
Sebagai sarana untuk
memuaskan suatu kebutuhan bagi penyesuaian sosial
·
Sebagai sarana mengejar
niai-nilai khusus.
·
Sebagai sarana untuk
memenuhi kebutuhan alam bawah sadar dan kebutuhan psikologis tertentu.
2. Menurut
Arbi Sanit
•
Memberikan dukungan kepada
penguasa dan pemerintah yang dibentuknya beserta sistem politik yang
dibentuknya.
•
Sebagai usaha untuk
menunjukkan kelemahan dan kekurangan pemerintah
•
Sebagai tantangan terhadap
penguasa dengan maksud menjatuhkannya sehingga diharapkan terjadi perubahan
struktural dalam pemerintahan dan dalam sistem politik
Manfaat Partisipasi Politik
bagi Pemerintah:
a) Mendorong
program-program pemerintah
b) Sebagai
institusi yang menyuarakan kepentingan masyarakat untuk masukan bagi pemerintah
dalam mengarahkan dan meninngkatkan pembangunan.
c) Sebagai
sarana untuk memberikan masukan, saran dan kritik terhadap pemerintah dalam
perencanaan dan pelaksanaan program-proram pembangunan
2.4 bentuk-Bentuk
Partisipasi politik
Menurut Dusseldorp (1994:10), salah atu cara
untuk mengetahui kualitas partisipasi politik masyarakat dapat dilihat dari
bentuk-bentuk keterlibatan seseorang dalam berbagai tahap proses pembangunan
yang terencana mulai dari perumusan tujuan sampai dengan penilaian.
Bentuk-bentuk partisipasi politik sebagai usaha terorganisir oleh warga
masyarakat untuk mempengaruhi bentuk dan jalannya public policy. Sehingga
kualitas dari hierarki partisipasi politik masyarakat dilihat dalam keaktifan
atau kepasifan (apatis) dari bentuk partisipasi politik masyarakat
1. Bentuk
partisipasi politik secara hierarkis oleh Rush dan Althoff (1990:124) :
a) Menduduki
jabatan politik atau administrasi
b) Mencari
jabatan politik atau administrasi
c) Keanggotaan
aktif suatu organisasi politik
d) Keanggotaan
pasif suatu organisasi politik
e) Keanggotaan
aktif suatu organisasi semu politik
f) Keanggotaan
pasif suatu organisasi semu politik
g) Partisipasi
dalam rapat umum, demonstrasi, dsb
h) Partisipasi
dalam diskusi politik informasi, minat umum dalam politik
i) Voting
(pemberian suara)
j) Apathi
total.
2. Bentuk
partisipasi politik menurut Almond.
Bentuk-bentuk partisipasi politik yang
terjadi di berbagai negara dapat dibedakan dalam kegiatan politik yang
berbentuk konvensional dan non-konvensional, termasuk yang mungkin legal
(seperti petisi) maupun ilegal (cara kekerasan atau revolusi). Bentuk-bentuk
dan frekuensi partisipasi politik dapat dipakai sebagai ukuran untuk menilai
stabilitas sistem politik, integritas kehidupan politik, kepuasan/ketidakpuasan
warga negara. Berikut ini adalah bentuk-bentuk partisipasi politik menurut
Almond.
Konvensional Non-konvensional
•
Diskusi politik •
Berdemonstrasi
•
Kegiatan berkampanye •
Konfrontasi
•
Membentuk dan bergabung dalam
kelompok kepentingan • Mogok
•
Komunikasi individual dengan
pejabat politik/administratif • Kekerasan politik terhadap harta benda:
perusakkan, pemboman, dan pembakaran
•
Kekerasan politik terhadap
manusia: penculikkan, pembunuhan, perang gerilya/revolusi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar