Blogger Widgets

Sabtu, 13 Juli 2013

ARTIKEL FASILITAS BERLIAN POLITIK



FASILITAS BERLIAN PARA PEJABAT
Sungguh ironis, Negara Indonesiasemakin menghujat pada keterpurukan. salah satunya disebabkan oleh hantaman korupsi, khususnya korupsi di kalangan para pejabat. Meskipun pemerintah telah melakukan pemberantasan korupsi, tetapi anehnya semakin di berantas semakin banyak korupsi yang tumbuh, pepatahnya ”mati satu tumbuh seribu”. Masalah
ini memang penting dipersoalkan. Tetapi bukan sekadar perbincangan yang diperlukan, melainkan tindakan nyatauntuk menghentikannya.lalu kenapa hal ini bisa terjadi?karena pemerintah Indonesia tidak membuat aturan yang mendasar danlugas untuk memberantas korupsi.

kebijakanmendasardanlugasdisinisalahsatunyadapatdiwujudkandengantidakbergayahidupmewah. Seperti yang dikatakanolehKetuaKomisiPemberantasanKorupsi(KPK) Abraham Samad, Dalamkuliahumum di kampusUniversitas Islam NegeriCiputat, Desember 2012 silamperihalgayahiduppejabat yang tampilmewah di kalarakyatmasihbanyak yang miskin. Ketua KPK inimengingatkan agar pemimpin di negeriiniharusnyadilarangmemakaiAlphardatau hummer jenismobil yang menurutketua KPK tergolongmewah.SelainituKetua KPKjugamenjelaskan, pejabatataupemimpinharusmemberikancontoh yang baikmelihatkondisimasyarakat, sudahsepantasnyapejabatmemperhatikanhidupsederhana (diposkan oleh Dheny.Sabtu 11 Mei 2013:Banjarmasin Post EdisiCetak). Namun tetap saja tidak ada bukti nyata, meskipun Ketua KPK telah menyampaikan perihal tersebut.

Bisa kita perhatikan, budaya negara Indonesia pada umumnya sangat menjunjung tinggi bergaya hidup mewah. Tanpa disadari hal ini menyebabkan suburnya praktek korupsi di Indonesia. karena saat ini masyarakat Indonesia melihat orang bukan dari kepribadianya, tetapi apa dan berapa banyak harta yangdimilikinya.
Seandainya pemerintah mau menerapkan gaya hidup sederhana, tidak dengan mobil dan rumah dinas yang mewah, mungkin korupsi bisa ditekan. Sebagai contoh Negara India, Negara India menerapkan fasilitas yang tidak mewah untuk negaranya, saat ini india bisa maju. Diluar itu jika pejabat tidak bergaya hidup mewah, berapa Devisa Negara bisa terselamatkan, yang selama ini Pajak yang kita bayar (Pajak kendaraan, Pajak Penghasilan, PPN/PPnBM, pajak restoran, dan berbagai jenis pajak lainya) di pergunakan untuk menghidupi para pejabat yang katanya wakil rakyat.
Semua fasilitas dan gratifikasi yang di berikan oleh rakyat lewat pajak yang diberikan di pergunakan oleh para wakil yang tidak mewakilkan untuk dapat bergaya hidup mewah, Kita yang membayar para DPR/MPR/DPD untuk jalan-jalan keluar negeri, Fasilitas Kendaraan mewah keluaran terbaru, serta Fasilitas Rumah dinas.
Kenapa selalu rakyat yang diminta berhemat, lalu apakah pejabat boleh bergaya hidup glamor?, karena kebiasaan hidup mewah yang di contohkan oleh pejabat maka hampir seluruh rakyat Indonesia melakukan gaya hidup mewah dan Pamer harta atau kekayaan, di tunjang dengan maraknya pusat perbelanjaan yang memamerkan barang-barang yang eksklusif yang tidak terjangkau oleh masyarakat, sehingga untuk mendapatkan barang-barang yang eksklusif masyarakat dan pegawai rendahan melakukan korupsi atau berhutang agar mereka bisa seperti para pejabat.
Bisa kita bayangkan jika semua pejabat tidak bergaya hidup mewah dan tidak menghambur-hamburkan uang negara, berapa banyak pendapatan yang bisa dimanfaatkan untuk rakyat yang membutuhkan, seandainya tunjangan yang diberikan kepada pejabat yang nilainya Milyaran Rupiah dimanfaatkan membangun sekolah-sekolah yang hampir ambruk, berapa banyak sekolah yang bisa dibangun, Seandainya ongkos studi banding yang luar biasa mahalnya, di tiadakan dan di gantikan dengan pemberian benih padi gratis bukankah itu akan lebih mensejahterakan petani.
Apakah para pejabat membutuhkan mobil dinas yang harganya Milyaran, jawabanya tidak. meraka bisa menggunakan produk alternatif, seharusnya yang mendapat eksklusifitas adalah Rakyat bukan pejabat, karena rakyat lebih membutuhkan, lihat dan buka mata kita, berapa banyak rakyat miskin secara aktual bukan data statistik pemerintah yang telah di manipulasi, berapa banyak korban gizi buruk, berapa banyak anak-anak tidak sekolah, sebuah hal yang kontras kalau kita melongok ke gedung MPR, atau Kantor-kantor Instansi Pemerintah, Disana Kita bisa menemukan Mobil Plat merah yang berupa Mobil Mewah, Mereka cuma bisa bersilat lidah, jika seperti itu maka semua pejabat sama dengan penjahat.
Sebenarnya,  bila fasilitas mewah yang diberikan, diimbangi dengan prestasi kerja yang istimewa, maka hal ini sah-sah  saja. Namun pada kenyataannya di Indonesia fasilitas mewah yang diberikan tidak seimbang dengan prestasi kerja para pejabat.
Pesan yang lebih penting sebenarnya keteladanan dan kebersamaan. Pejabat bukanlah sosok yang harus dipuja-puja, eksklusif dan bermewah-mewahan, tapi harus memiliki sikap sosial sebagai pelayan masyarakat dan sesuai semangat gotong royong masyarakat dan ikut serta dalam membangun kesejahteraan negara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar