FASILITAS BERLIAN PARA PEJABAT
Sungguh ironis, Negara
Indonesiasemakin menghujat pada keterpurukan. salah satunya disebabkan oleh hantaman
korupsi, khususnya korupsi di kalangan para pejabat. Meskipun pemerintah telah
melakukan pemberantasan korupsi, tetapi anehnya semakin di berantas semakin
banyak korupsi yang tumbuh, pepatahnya ”mati satu tumbuh seribu”. Masalah
ini memang penting dipersoalkan. Tetapi bukan sekadar perbincangan yang
diperlukan, melainkan tindakan nyatauntuk menghentikannya.lalu kenapa hal ini bisa terjadi?karena
pemerintah Indonesia tidak membuat aturan yang mendasar danlugas untuk
memberantas korupsi.kebijakanmendasardanlugasdisinisalahsatunyadapatdiwujudkandengantidakbergayahidupmewah. Seperti yang dikatakanolehKetuaKomisiPemberantasanKorupsi(KPK) Abraham Samad, Dalamkuliahumum di kampusUniversitas Islam NegeriCiputat, Desember 2012 silamperihalgayahiduppejabat yang tampilmewah di kalarakyatmasihbanyak yang miskin. Ketua KPK inimengingatkan agar pemimpin di negeriiniharusnyadilarangmemakaiAlphardatau hummer jenismobil yang menurutketua KPK tergolongmewah.SelainituKetua KPKjugamenjelaskan, pejabatataupemimpinharusmemberikancontoh yang baikmelihatkondisimasyarakat, sudahsepantasnyapejabatmemperhatikanhidupsederhana (diposkan oleh Dheny.Sabtu 11 Mei 2013:Banjarmasin Post EdisiCetak). Namun tetap saja tidak ada bukti nyata, meskipun Ketua KPK telah menyampaikan perihal tersebut.
Bisa kita perhatikan, budaya
negara Indonesia pada umumnya sangat menjunjung tinggi bergaya hidup mewah.
Tanpa disadari hal ini menyebabkan suburnya praktek
korupsi di Indonesia. karena saat ini masyarakat Indonesia melihat orang bukan
dari kepribadianya, tetapi apa dan berapa banyak harta yangdimilikinya.
Seandainya pemerintah
mau menerapkan gaya hidup sederhana, tidak dengan mobil dan rumah dinas yang
mewah, mungkin korupsi bisa ditekan. Sebagai contoh Negara India, Negara India
menerapkan fasilitas yang tidak mewah untuk negaranya, saat ini india bisa
maju. Diluar itu jika pejabat tidak bergaya hidup mewah, berapa Devisa Negara
bisa terselamatkan, yang selama ini Pajak yang kita bayar (Pajak kendaraan,
Pajak Penghasilan, PPN/PPnBM, pajak restoran, dan berbagai jenis pajak lainya)
di pergunakan untuk menghidupi para pejabat yang katanya wakil rakyat.
Semua fasilitas dan
gratifikasi yang di berikan oleh rakyat lewat pajak yang diberikan di
pergunakan oleh para wakil yang tidak mewakilkan untuk dapat bergaya hidup
mewah, Kita yang membayar para DPR/MPR/DPD untuk jalan-jalan keluar negeri,
Fasilitas Kendaraan mewah keluaran terbaru, serta Fasilitas Rumah dinas.
Kenapa selalu rakyat
yang diminta berhemat, lalu apakah pejabat boleh bergaya hidup glamor?, karena
kebiasaan hidup mewah yang di contohkan oleh pejabat maka hampir seluruh rakyat
Indonesia melakukan gaya hidup mewah dan Pamer harta atau kekayaan, di tunjang
dengan maraknya pusat perbelanjaan yang memamerkan barang-barang yang eksklusif
yang tidak terjangkau oleh masyarakat, sehingga untuk mendapatkan barang-barang
yang eksklusif masyarakat dan pegawai rendahan melakukan korupsi atau berhutang
agar mereka bisa seperti para pejabat.
Bisa kita bayangkan
jika semua pejabat tidak bergaya hidup mewah dan tidak menghambur-hamburkan
uang negara, berapa banyak pendapatan yang bisa dimanfaatkan untuk rakyat yang
membutuhkan, seandainya tunjangan yang diberikan kepada pejabat yang nilainya
Milyaran Rupiah dimanfaatkan membangun sekolah-sekolah yang hampir ambruk,
berapa banyak sekolah yang bisa dibangun, Seandainya ongkos studi banding yang
luar biasa mahalnya, di tiadakan dan di gantikan dengan pemberian benih padi
gratis bukankah itu akan lebih mensejahterakan petani.
Apakah para pejabat
membutuhkan mobil dinas yang harganya Milyaran, jawabanya tidak. meraka bisa
menggunakan produk alternatif, seharusnya yang mendapat eksklusifitas adalah
Rakyat bukan pejabat, karena rakyat lebih membutuhkan, lihat dan buka mata
kita, berapa banyak rakyat miskin secara aktual bukan data statistik pemerintah
yang telah di manipulasi, berapa banyak korban gizi buruk, berapa banyak anak-anak
tidak sekolah, sebuah hal yang kontras kalau kita melongok ke gedung MPR, atau
Kantor-kantor Instansi Pemerintah, Disana Kita bisa menemukan Mobil Plat merah
yang berupa Mobil Mewah, Mereka cuma bisa bersilat lidah, jika seperti itu maka
semua pejabat sama dengan penjahat.
Sebenarnya, bila fasilitas mewah yang diberikan, diimbangi
dengan prestasi kerja yang istimewa, maka hal ini sah-sah saja. Namun pada kenyataannya di Indonesia fasilitas
mewah yang diberikan tidak seimbang dengan prestasi kerja para pejabat.
Pesan yang lebih
penting sebenarnya keteladanan dan kebersamaan. Pejabat bukanlah sosok yang
harus dipuja-puja, eksklusif dan bermewah-mewahan, tapi harus memiliki sikap
sosial sebagai pelayan masyarakat dan sesuai semangat gotong royong masyarakat dan
ikut serta dalam membangun kesejahteraan negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar